Untukmu yang selalu kunanti ..
Hari ini aku kembali membayangkan engkau ada disini, setelah engkau hadir dalam mimpiku sebelumnya
Aku ingin engkau disini menyemangatiku, menemaniku dan mendengar keluh kesahku
Kita mungkin belum pernah bertemu, tapi mungkin saja jarak kita hanya sejauh lambaian tangan
Tak sabar rasanya aku menanti saat yang akan datang itu
Tapi biarkan saja ia mengalir seperti air lalu bermuara pada samudera yang hakiki
Saat ini aku tahu engkau sedangmemperbaiki diri, demikian pula dengan aku yang masih memantaskan diri untuk bersanding denganmu kelak
Untukmu yang selalu ku tunggu ..
Semoga engkau kelak akan mengerti dengan hobiku yang agak jarang ini
Tapi jangan khawatir dinda, kita akan bersama-sama menikmati indahnya ciptaan Tuhan ini
Ada Ranupane yang masih kental dengan adat budaya sukunya
Lalu kita akan menikmati matahari terbenam di danau Ranukumbolo yang indah
Bermalam di tenda sambil menikmati kopi hangat buatanmu ditemani taburan berjuta bintang dilangit
Dinda, bukankah itu lebih indah dari hotel berbintang lima yang ada di kota ??
Bahagia rasanya bila berdansa ditengah padang edelweis yang luas menawan bersamamu
Tenang, kita tak sendiri dinda… Kita akan bertemu dengan pendaki lain di Kalimati yang sunyi
Lalu engkau akan kuajak bercengkrama dengan Samudera Diatas Awan yang megah di Puncak Mahameru, puncak abadi para dewa
Want you come along with me ?
Kamu iyaa kamu, yang masih misteri…
Dedy Guns Sii Jarjit
Kamis, 26 Januari 2017
Rabu, 25 Januari 2017
Nama Tengahku adalah "Tantangan"
Orang-orang selalu menyangka bahwa aku ini adalah seorang
yang penuh dengan motivasi karena selalu menjadi tempat curhat bagi
teman-temanku dan selalu berhasil menyemangati serta memotivasi mereka agar
terus maju terus bangkit terus belajar agar kesalahan-kesalahan sebelumnya
dapat diperbaiki. Tentu saja tidak selalu benar semuanya, sama seperti
manusiamanusia yang lain aku juga sangat butuh motivasi dan asupan semangat
sebenarnya daru orang lain terutama orang-orang terdekatku. Tapi justru rasanya
tidak ada yang bisa memotivasi dan menyemangati aku, semuanya hanya bisa mendengarkan saja atau mungkin
orang lain banyak yang menyangka bahwa aku selalu mampu melewati masalah-masalahku
sendiri tanpa bantuan orang lain dan tanpa masukan orang lain, padahal
nyatanya aku sangat membutuhkan tempat
bertukar pikiran tempat mengadu dan bercerita tentang apa yang selalu aku
rasakan.
Melihat aku yang selalu tersenyum dan tertawa lepas hampir setiap
hari orang-orang jadi banyak yang menyangka bahwa aku ini orang yang tidak
punya beban hidup yang besar seperti orang-orang yang aku lihat setiap hari
selalu cemberut dan kelihatan sedih. Padahal sebenarnya justruu rasanya aku
adalah orang yang mempunyai beban hidup yang paling banyak di bumi ini. Hanya saja
aku bisa menyembunyikan beban hidup itu dibalik senyum dan tawaku yang terlihat
seperti orang yang selalu bahagia itu. Aku memang sudah terlatih untuk
menyembunyikan semua perasaanku didalam hati saja atau dalam bentuk ekspresi
lain yang orang tak bisa menafsirkannya dengan mudah. Aku yang selalu
berpikiran positif ingin membuktikan bahwa yang disampaikan Tuhan lewat
ayat-ayatnya benar bahwa Tuhan tidak
memberikan cobaan kepada manusia melebihi batas kemampuannya, ya iitu saja.
Kemarin juga ada salah seorang temanku yang memanggilku
dengan sebutan “Anak Papa” karena aku selalu menScreenShoot isi pesan singkat
dari Papaku dan menjadikannya foto
profil jadi banyak yang berpikiran bahwa
aku adalah anak papa yang selalu bermakna tidak baik. Tapi nyatanya aku bukan
hanya anak papa tapi juga anak mama, berhubung Mamaku tidak bisa mengetik pesan
singkat di Handphone maka yang aku jadikan foto profil ya percakapanku dengan
Papa saja karena Mamaku hanya bisa memakai HP untuk menelpon saja. Ini justru
suatu perubahan yang baik bagi diriku pribadi yang mulai lebih menghargai
perjuangan dan pengorbanan orang tua untuk anak-anaknya, karena selama ini aku
tidak pernah nurut kata orang tuaku, jarang pulang kerumah membuat mereka resah
dan khawatir. Tapi akhirnya semakin beranjak dewasa aku semakin mengerti arti
pengorbanan mereka itu dan mulai menunjukkan pada orang-orang betapa pedulinya
orang tuaku kepadaku.
Zaman waktu masih sekolah di SMA dulu orang-orang selalu
menganggap remeh aku, tiap ada tugas kelompok atau diskusi kelompok teman-teman
di kelas tidak ada yang mau satu kelompok denganku karena mengira aku tidak
bisa apa-apa dan bodoh dalam pelajaran IPA waktu itu. Ya, aku memang idak ahli
dalam bidang itu meskipun aku mengambil jurusan IPA waktu SMA, tapi aku
bukanlah orang yang bodoh dan mudah diremehkan, aku adalah orang yang penuh
semangat dan motivasi untuk maju. Orang-orang itu semakin mencemooh tatkala aku
mendapat peringkat 28 dari 30 siswa di kelas, dan aku ikhlas tidak mendapatkan
kesempatan ikut seleksi jalur undangan masuk perguruan tinggi negeri. Namun sejak
itu aku jadi berusahan belajar agar bisa lulus melalui jalur tes tertulis untuk
lulus massuk perguruan tinggi favorit. Aku selalu mengikuti tes percobaan atau
Try Out dan tujuanku hanyalah satu, yaitu mengalahkan nilai teman-teman yang
selalu menganggap aku tidak bisa apa-apa dikelas. Hasilnya aku bisa mengalahkan
mereka, dan itu merupakan suatu kebanggaan bagiku karena itu adalah nilai murni
dan bukan seperti nilai raport yang isinya sudah ditambah-tambahkan apalagi
untuk anak-anak guru, terlebih lagi ketika aku dinyatakan lulus perguruan
tinggi negeri itu. Tapi lambat laun akhirnya aku menyadari harusnya aku tidak
menaruh dendam seperti itu kepada teman-temanku. Harusnya aku bersyukur mereka
menganggap remeh aku karena dengan itu aku jadi semangat belajar. Aku pun
kembali memulai semuanya seperti dulu lagi meskipun pandangan mereka kepadaku
sudah berubah.
Dan terakhir saat aku dituntut untuk membawa perubahan yang
baik bagi kelurahanku, kmai justru dianggap remeh oleh orang lain yang
mengatakan bahwa Mangunjaya tidak akan pernah berubah, tetap akan menjadi
daerah tertinggal. Hal ini terntu saja menambah semangatku untuk maju, karena
tantangan adalah nama tengahku. Aku mulai mengumpulkan pemuda-pemudi di
Kelurahanku dan memulai suatu rencana pada acara adat setelah lebaran idul fitri
yaitu Midang, sebuah acara adat keliling 9 kelurahan jalan kaki dan menggunakan
pakaian-pakaian tradisional. Meski sempat kendala datang dari Lurah kami
sendiri yang tidak peduli usaha kami dan orientasinya hanyalah tentang uang,
kami pun dapat mempersembahkan yang terbaik pada acara itu dan pendapat orang
lain yang mengatakan bahwa kelurahan kamilah yang paling memukau penonton
karena menampilkan adat yang sesungguhnya dari tradisi yang sudah ada sejak
abad ke 17 tersebut. Kami pun bisa menjawab tantangan-tantangan dari semua
orang itu, dan semoga akan tetap berjalan terus perjuangan kami para pemuda
yang ingin membuat perubahan yang positif bagi daerah kami sendiri/
Selasa, 24 Januari 2017
Manusia Sejuta Kenangan ..
Kembali mengingat aku ketika masih kecil dulu sebelum
bertranspormasi menjadi seperti saat sekarang ini, aku melihat banyak sekali
kenangan-kenangan yang terlintas sesekali dalam ingatan, dan kadang muncul pada
momen-momen tertentu. Kenangan itu ada yang membuatku sambil senyum-senyum
sendiri sambil memikirkannya, ada juga kenangan yang membuat dahi mengkerut
karena kesal mungkin pada waktu itu. Tapi mengapa kaca depan mobil dibuat lebih
besar dari kaca spion, ya karena kita harus melihat kedepan lebih banyak
daripada melihat sesuatu yang ada dibelakang, tapi tetap sesekali kita harus
melihat kebelakang agar kita tidak lupa bagaimana keadaan kita dulu sebelum
menjadi seperti sekarang ini.
Dimulai dari aku yang pemalu waktu sekolah Taman Kanak-Kanak
(TK), aku tidak mau masuk kelas jika tidak ada yang menemani baik itu Ayah,
Ibu, atau kakak perempuanku. Alhasil setelah lama-lama orang tuaku tidak tahan
dengan kemauanku yang seperti ini terus, mereka pun memberhentikan aku dari
sekolah TK itu dan pekerjaan hanyalah bermain dirumah atau sekali-sekali ke
pasar tempat ibuku berjualan. Tapi ketika kemarin aku tak sengaja menemukan
sebuah kertas dan ternyata isinya adalah ijazah aku waktu TK, jangankan kalian
aku juga bingung padahal rasanya aku tak selesai waktu TK dulu.
Lalu akhirnya tiba waktuku untuk masuk ke Sekolah Dasar (SD)
aku masih menjadi seorang anak yang bertingkah aneh, karena aku diberi pilihan
antara sekolah SD ditempat yang paling bagus atau sekolah SD yang gedungnya
bertingkat. Tapi malah aku menolak keduanya, aku pun bingung apa alasanku waktu
itu dan akhirnya aku sekolah di SD 9 yang justru membawaku sampai saat sekarang
ini. Aku bersyukur bersekolah disana karena bisa bertemu dengan sahabat-sahabat
yang sampai sekarang masih bisa berkumpul tiap tahun walaupun ada yang masih
kuliah, kerja, bahkan yang sudah berkeluarga pun. 6 tahun rasanya berlalu
sangat cepat jika melihat sahabat-sahabatku yang dulu nakal, sering berantem
kini menjadi seorang yang ganteng cantik dan ada yang bekerja di perusahaan
ternama, pegawai bank, bidan, dan juga ada yang berpangkat Bripda
Sampailah pada masa-masa yang menurutku paling tidak
menyenangkan dalam hidupku, yaitu ketika zaman Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk
pertama kalinya mengenal apa itu Masa Orientasi Siswa (MOS) yang terkenal seniornya
sangat kejam, sampai-sampai ada temanku yang ditampar dan mendapat perlakuan
kasar yang lain. Pada zaman ini pula aku melihat fenomena-fenomena penyimpangan
sosial dan kenakalan remaja akibat sudah mulai bebasnya pengaruh video porno
yang dikirim dari HP ke HP, dan apa yang teman-temanku tonton dalam video itu
mereka praktikkan dengan teman-teman perempuan di sekolah. Belum lagi sebelum
kasus kekerasan yang saat ini dikenal dengan sebutan “Bullying” merebak, aku
hampir setiap hari melihat kekerasan seperti itu dilakukan oleh temanku kepada
temanku yang lain. Kasus rasial yang menimpa temanku yang beragama lain juga
sering terjadi pada zaman itu, serta kenakalan-kenakalan remaja yang lain yang
mungkin aku tak sendiri pernah mengalaminya. Terlebih lagi yang membuatku
merasa zaman SMP adalah kenangan yang paling tidak menyenangkan adalah untuk
pertamakalinya aku merasa patah hati karena urusan wanita. Meskipun banyak
cerita negatifnya, tapi ada juga cerita-cerita positifnya seperti tentang
bertemu dengan sahabat-sahabatku yang kelak lanjut satu sekolah di SMA dan
berlanjut sampai saat sekarang ini. Meskipun rasanya banyak cerita-cerita yang
menyebalkan, aku sangat ingin sekali-sekali ada reuni lagi dengan teman-teman
SMP karena memang sudah 8 tahun sejak lulus SMP belum pernah sekali pun reuni
teman kelas ataupun satu angkatan. Pernah terdengar ada reuni akbar yang
diadakan oleh anak OSIS tapi terdengar pula angkatan kami sepi.
Seperti yang almarhum penyanyi Chrisye katakan dalam salah
satu lagunya bahwa tiada kisah paling indah kisah kasih disekolah dan tiada
masa paling indah masa-masa disekolah. Menurutku memang masa sekolah SMA
memberikan kenangan masa remaja yang sangat banyak, baik itu pengalaman sesuatu
yang menyenangkan ataupun pengalaman yang tidak menyenangkan. Menyenangkan ketika
pada tahun pertama merasakan seperti berada didalam kelas Laskar Pelangi karena
kondisi kelasnya yang sudah rapuh dan rasanya sebentar lagi akan roboh, tapi
tetap merasa nyaman terlebih satu kelas dengan orang-orang yang biasa saja dan
memulai dari awal belajar dari awal tidak seperti kelas lain yang isinya
orang-orang hebat semua. Tahun kedua dan tahun ketiga rasanya baru kemarin kami
bercengkrama di kelas, main kartu remi laki perempuan yang kalah dibedakin
terus ketauan oleh guru. Menjadi kelompok terbaik dalam seni teater dan paduan
suara kelas. Tapi yang paling berkesan adalah ketika kami berhasil menjadi
kelas terbersih berkat peri-peri kecil yang menempel dilangit-langit kelas yang
kami buat sebagus mungkin, peri-peri kecil itu berisi impian dan cita-cita kami
ketika lulus SMA nanti, ada yang ingin kuliah di Bogor ada yang ingin masuk UI,
ITB dan lain-lain. Meski hari ini aku lihat
dan aku ingat kembali apa yang kami tulis di peri-peri kecil itu banyak
yang tidak tercapai tapi rasanya Tuhan telah memberikan kita yang terbaik,
kesempatan yang jauh lebih berharga bila dirasakan sampai sekarang. Ketika setiap
lebaran masih bisa berkumpul dan bertandang kerumah Wali Kelas waktu SMA,
ketika sekarang sudah bisa berkumpul setelah jam kerja, meski tidak bisa main
siram-siraman tepung dan telur lagi ketika ada yang ulang tahun. Urusan asmara
juga pasti tidak bisa dilepaskan kalau bicara tentang zaman SMA, tapi memiliki
sahabat-sahabat yang luar biasa merupakan anugerah yang sangat berarti sampai
sekarang ini.
Hari ini ketika aku pulang dari kampus, status mahasiswa
juga sebentar lagi akan hilang dan berganti menjadi gelar sarjana dibelakang
namaku. Sudah 4,5 tahun juga tidak terasa mengarungi perjalanan masa muda ku
disini, pengalaman-pengalaman yang menghantarkanku mencintai dunia jurnalis,
dunia organisasi daerah, perjuangan parlemen jalanan, bersosial dengan
masyarakat, mengenal alam dengan melihat ciptaan Tuhan lebih dekat lewat
gunung-gunung yang menjulang dan bentangan laut yang luas dan sebentar lagi aku
dan kawan-kawan mahasiswa lain akan merasakan hidup yang sesungguhnya. Sementara
Ayah dan Ibu selalu bertanya kapan wisuda, dan ketika aku wisuda nanti,
orang-orang akan bertanya kapan nikah, lalu setelah nikah kapan punya anak,
ketika sudah punya anak akan ditanya kapan si kakak punya adek, dan siklusnya
akan berubah terus mengikuti perubahan waktu. Saat ini aku sudah merasa 4,5
tahun juga sudah cukup untuk aku belajar disini untuk bekalku menuju semua
impian dan cita yang sudah dirancang sebelumnya.
Terpenting dari semua cerita diatas adalah tentang
perjuangan, perjuangan yang membuatku kuat sampai saat ini, perjuangan yang
sudah aku lewati sampai bertransformasi
seperti saat sekarang ini. Ketika masuk SMP favorit aku tidak masuk melalui
jalur khusus atau orang dalam melainkan tes tertulis dengan jalur murni hasil
perjuanganku. Bergitu pula ketika masuk SMA, aku berjuang mengikuti jalur tes
tertulis dengan hasil murni tanpa bantuan orang dalam atau menyuap untuk masuk
sekolah favorit. Ketilka masuk perguruan tinggi pun aku berjuang melalui jalur
tes tertulis yang sampai menitikan air mata aku melalui jalan itu karena
melihat kedua orang tuaku yang ingin sekali anaknya kuliah di perguruan tinggi
negeri. Semuanya aku lewati dengan jerih payah, tapi aku selalu yakin dalam
setiap langkahku Tuhan memuluskan jalannya berkat doa-doa dari kedua orang
tuaku. Aku tak mau melalui jalan ini sendirian, aku ingin bersama keluarga dan
orang-orang yang aku sayangi, karena jika aku melalui jalan yang ditempuh ini
dengan perjuangan yang sungguh-sungguh maka aku yakin adik-adikku juga akan
mengikuti langkah ini. Terbukti ketika satu per satu adikku mulai mengukir
senyum bahagia dibibir kedua orang tuaku seperti yang aku lakukan sebelumnya.
Namun, perjuangan tidak berhenti disitu saja karena ini
hanyalah langkah awal, aku harus melewati tes uji kehidupan yang sesungguhnya
sebentar lagi. Ayo semangat Dedy, ayah ibumu sudah mulai menua, adik-adikmu
sudah mulai beranjak dewasa, dan kini engkaulah tumpuan, bawalah mereka menuju
jalan yang terang benderang. Ayo Dedy, semoga engkau tidak menyerah karena
lelah dan tidak surut karena takut, perjuangan belum selesai dan akan segera
dilanjutkan.
Senin, 23 Januari 2017
Kuliah Kerja Nyata
Sedikit bernostalgia sekitar 2
tahun yang lalu ketika jaman penempatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Sribandung, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin. Waktu itu dapat desa
yang paling ujung lokasinya, dosen pembimbing lapangan (DPL) juga sudah cerita
tentang yang aneh-aneh saja tentang desa itu, mulai ari desa yang terpencil,
terus tidak ada pasar, akses transportasi susah. Jadi kami semua sudah
mempersiapkan seluruh perlengkapan yang kami kira akan susah kami dapatkan
disana termasuk bahan makanan selama semnggu. Ketika sampai di desa tersebut
memang sangat jauh dari ibu kota kabupaten ditambah jalan tanah merah yang
tidak rata jika hujan jangan tanya lagi bagaimana kondisinya dan jika musim
kemarau debu-debu sangat banyak sekali.
Tapi justru kami merasa sangat
senang mendapatkan desa yang terletak paling ujung itu karena ternyata
masyarakatnya sangat menyambut kehadiran kami terutama personil Karang Taruna
yang super keren dan super gaul yang aktif dalam segala bidang baik itu Agama,
Olahraga, namun tetap bisa bekerja dan berkebun mencari nafkah sehari-sehari.
Ditambah Pak Kades yang juga sangat bersahaja dan berintegritas, pejabat desa
yang anti korup dan anti suap, banyak yang diceritakan beliau tentang banyak
percobaan dari perusahaan-perusahaan perkebunan yang mencoba menyuap beliau
namun selalu ditolak meskipun jabatan beliau adalah Pejabat Sementara (Pjs)
karena masih menunggu pemilihan Kepala Desa berikutnya.
Aku merasa sangat bahagia sekali
dan bangga bisa berada disana walaupun rasanya sangat singkat, bayangkan kita
adalah orang yang tidak pernah dikenal sebelumnya dan tinggal disana selama 40
hari dengan modal yang sudah kita pelajari selama lebih kurang 3 tahun di
kampus. Baik itu ilmu yang kita dapat di dalam kelas maupun saat kita berorganisasi,
semuanya menjadi modal utama dan harus kita terapkan disana bersama dengan 7
orang rekanku dalam satu kelompok yang juga belum banyak kenal bahkan ada yang belum
pernah bertemu sebelumnya, tapi entah mengapa mereka mempercayakan aku sebagai
ketua kelompok. Maka sejak itu aku adalah ketua dari sekelompok orang aneh ini,
dan aku merasa bahwa mereka semua adalah tanggungjawabku selam berada disini
dan aku harus mencari cara agar kami semua bisa selamat dari tempat ini
hidup-hidup, memang agak lebay yaa bahasanya hehe
Mulai dari mengamati keadaan
sekitar desa mulai dari kebiasaan dipagi hari, siang hari, sore hari, bahkan
sampai malam hari kami semua harus tahu apa yang dilakukan kebanyakan warga di
desa tersebut, barulah kami bisa menentukan apa saja program yang akan kami buat selama berada
disana, tapi yang terpenting dan selalu aku katakan pada teman-temanku bahwa
kita disini bukan semata-mata untuk mencari nilai saja tapi juga belajar
bersosial dengan masyarakat, mencari pengalaman baru, mendapat keluarga dan
teman baru, itu adalah yang terpenting dari sebuah nilai diatas kertas saja.
Selama 40 hari kami bergerilya
menghadapi tantangan dan hambatan selama menjalani KKN, banyak pelajaran dan
ilmu baru yang didapat selama disana. Kami selalu berkoordinasi dengan Kades Karang
Taruna dan mereka selalu membantu, karena memang waktu pembekalan beberapa hari
sebelumnya kami selalu diingatkan bahwa jangan sampai kita yang bekerja tapi
kita yang menggerakkan masyarakat, berarti tugas kami memberdayakan masyarakat
dapat tercapai. Melaksanakan perlombaan baik itu dibidang olahraga maupun dibidang
keagamaan karena waktu itu juga kami sempat melaksanakan ibadah Puasa selama
beberapa hari disana. Namun sesuatu yang sangat berarti dan berharga bagi kami
adalah Gapura atau gerbang perbatasan desa yang kami bangun bersama Karang
Taruna disana, mengapa sangat berarti karena gapura itu adalah satu-satunya
peninggalan kami dalam bentuk fisik dan menjadi saksi bisu keberadaan kami
disana yang di cat berwarna seperti warna almamater kami.
Namun yang membuatku kesal adalah
ketika bertemu dengan teman-teman dari kelompok lain, banyak yang meremehkan dan
mengatakan bahwa tak perlulah kita menjalani KKN itu dengan serius yang penting
bisa dapat nilai A toh juga tak ada hasil dari desa itu katanya. Aku sangat
benci dengan orang-orang yang tidak
pernah menghargai proses seperti itu, mereka hanya tahu tentang hasil tanpa mau
berjuang dulu dan malah menganggap remeh apa yang dilakukan oleh orang lain. Mungkin
di desa mereka tidak diperlakukan dengan baik oleh warga ya karena mungkin
dengan sikap acuh dan tak mau berbaur dengan masyarakat sekitar. Tapi terlepas
dari ejekan itu, kami sangat bersyukur bisa mendapat tanggapan positif di Desa
Sribandung bahkan dalam suatu acara Malam Keakraban Pak Kadus dan Ketua Karang
Tarunanya pernah berkata kalau ini adalah kelompok KKN terbaik yang pernah
datang kesana. Bukan pujian itu yang kami harapkan tapi jalinan komunikasi dan
persahabatan yang tetap terus terjalin dan ketika kami datang kembali ke desa
itu masih ada yang kenal dengan kami walaupun hanya pernah tinggal disana
selama 40 hari. Alhamdulillah setelah 1 tahun dari KKN itu kami datang kesana
dan masih banyak yang kenal dan tak sedikitr juga yang mengharapkan kami untuk
bertandang kerumahnya. Semoga tahun-tahun kedepan diberi kesempatan kembali
untuk kesana J
Minggu, 22 Januari 2017
Sepanjang Masa ..
Bicara tentang film gak lepas dari yang namanya tentang
pesan moral, jadi nonton film itu gak cuma nonton film doang tapi harus bisa
menangkap pesan tersirat yang disampaikan pembuat film tersebut dengan kata
lain kita harus ngambil hikmahnya. Banyak jenis-jenis film di dunia ini, ada
bergenre fantasi ada juga genre roman dan thriller serta masih banyak
jenis-jenis film yang lain termasuk yang baru bertema animasi sudah banyak
menghiasi layar bioskop diseantero dunia. Sebenarnya banyak film-film yang
bagus dan menginspirasi, tapi dari sekian banyak itu aku cuma mau cerita tiga
aja karena ketiga film ini yang memang hidup dijamanku.
Siapa sih yang gak tau Harry Potter, dan rasanya aku gak
sendiri yang berpikiran bahwa Harry Potter adalah film fiksi terbaik yang
pernah ada. Sejak kecil film itu sudah banyak menjadi sorotan, cerita tentang
seorang anak yang bersekolah di sekolah sihir yang menuntunnya bertemu dengan
teman-teman orang tuanya lalu berhadapan dengan orang yang telah membunuh kedua
orang tuanya juga. Gak terbayang itu si Daniel Radcliffe, Emma Watson, Rupert
Grin dan yang lainnya main di film itu dari jaman mereka masih unyu-unyu sampai
mereka udah dewasa kayak sekarang ini dan dari dulu sejak SD juga selalu
nungguin film itu kapan munculnya, meski nontonnya dari DVD aja tapi rasanya
memang lebih puas nonton dari DVD karena durasi filmnya yang terkenal panjang
itu lebih nyaman nontong dirumah depan TV daripada harus nonton di bioskop yang
kalo ketinggalan sedikit gak bisa di replay. Secara gak langsung juga film
Harry Potter mempengaruhi anak-anak bahkan yang dewasa dari segi tingkah-tingkah
mereka sampai semua mantra yang pernah disebutkan di film itu banyak yang
hafal. Ada satu hal sepanjang tujuh seri film Harry Potter yang dapat kita
ambil hikmah dan pelajarannya untuk kehidupan kita yaitu tentang Persahabatan. Liat
saja persahabatan Harry, Hermione dan Ron tersebut sampai mereka punya anak
tetap kompak satu sama lain, walaupun gak nyangka ujungnya si Harry jadian sama
Ginny, ciee yang iparan sama Ron :D
Aku ingat waktu jaman masih SD dulu ada temanku yang sengaja
rambutnya dibikin persis kayak rambut Hermione Granger yang ikal dan pirang
tapi keliatan lucu dan imut. Juga waktu jaman SMP masih seri tiga yang keluar
ada salah satu stand Harry Potter di
pameran di kampungku dan isinya semua pernak-pernik Harry Potter bahkan ada
kuis Teka-Teki Silang juga yang berhadiah souvenir Harry Potter, tapi yang
paling menyita perhatian adalah di stand itu ada tongkat-tongkat sihir milik
para tokoh di film itu dan yang paling laris justru tongkat sihirnya musuh
utama Harry Potter yaitu Voldemort. Kemarin sejak muncul wacana pembuatan film
prekuelnya aku sangat senang sekali dan gak sabar pengen nonton, hitung-hitung
kembali nostalgia jaman waktu masih kecil sekalian pengen liat cerita
sebenarnya tentang orang tua dan guru-guru Harry Potter dan kawan-kawan waktu
mereka masih muda.
Film selanjutnya yang menurutku sangat bagus dan penuh
dengan inspirasi adalah Three Idiots. Film gubahan Aamir Khan tersebut
benar-benar menginspirasi seantero dunia, cerita tentang Ranchodas yang
diperankan langsung oleh Aamir Khan yang membuktikan bahwa kita harus
memperlakukan manusia seperti manusia. Ada banyak aspek yang dapat kita ambil
hikmahnya dari film tersebut, mulai dari semangat tinggi seorang anak yang
memang mencintai apa yang ia kerjakan bukan karena paksaan orang lain atau
karena tidak percaya diri jadinya menghalalkan segala cara untuk menggapai
tujuan. Mengajarkan kita juga yang mahasiswa ini agar tidak selalu menghafal
materi tapi juga diiringi dengan praktik. Menunjukkan bahwa manusia masih bisa
bertahan hidup jika dengan njiat yang sungguh-sungguh.
Cerita tentang persahabatan tiga orang yang dijuluki tiga
idiot itu yang paling membuat kita terkagum-kagum, ini tak terlepas dari sang
Aamir Khan yang memang sudah berubah menjadi aktivis sosial dikehidupan aslinya
sehingga ia tertarik membuat film dengan tema mengangkat cerita yang
benar-benar terjadi di masyarakat terutama masyarakat India yang masih kental
dengan adat istiadat dan juga isu SARA yang sangat tinggi dan toleransi
terhadap wanita yang masih sangat kurang. Tapi ini adalah film selain filmnya
Shahrukh Khan yang menurutku adalah film bollywood paling keren yang pernah aku
tonton.
Terakhir tak lengkap rasanya jika tak menceritakan tentang
film dalam negeri sendiri, karena memang film-film Indonesia pun jika
disandingkan dengan film-film luar negeri rasanya bisa juga bersaing. Film-film
Indonesia dalam beberapa tahun ini yang menurutku bagus dan menginspirasi
adalah Film Habibie Ainun. Aku rasa juga tak sendirian yang mengatakan ini
adalah film terbaik, karena film ini kita jadi tahu bagaimana kisah dari
presiden ketiga kita yaitu Pak BJ Habibie sang pembuat pesawat terbang, putra
asli Indonesia yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di dunia lewat
penemuan-penemuannya dibidang pesawat terbang dengan segudang prestasi dan hak
paten atas namanya. Ia dijuluki Mr. Crack karena Teori Keretakan pesawat
terbang yang ditemukan olehnya.
Film ini sangat menginspirasi dan juga menyajikan kisah
romantis sepanjang hayat antara Habibie dengan istrinya Ainun, meski sudah
berumur mereka tetap saja romantis sampai akhir hayat memisahkan mereka. Film yang
menceritakan perjuangan Habibie dari awal karirnya sebagai mahasiswa yang
berkuliah di Jerman dan istrinya Ainun yang selalu menemani, suka duka mereka
lewati sampai akhirnya Habibie berhasil membuat penemuan yang dipakai dibidang
perkeretaapian dan menjadi langkah awal kesuksesan mereka yang membawa Habibie
mewujudkan impiannya untuk membuat negara dan bangsanya sejajar dengan
bangsa-bangsa lain di dunia. Kisah-kisah masa sulit ketika dia menjadi orang
nomor satu di negeri ini, sampai Laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR
saat itu, wajar saja Presiden SBY juga menitikan air mata saat menonton film
ini, dan sejak saat itu pula Pak Habibie masuk menjadi salah satu idolaku. Maju
terus perfilman Indonesia.
Sabtu, 21 Januari 2017
Cukup Satu Kejadian ..
Masa orientasi sudah selesai, adik-adik baru berbaris
menanti prosesi pelantikan sebagai anggota baru. Jumlahnya begitu banyak
sehingga tak sempat mengenalinya satu persatu, kepala botak dan sebagian
berkerudung hitam mengenakan kemeja putih dengan bawahan berwarna hitam pula. Semua
sudah basah disiram air kembang tanda prosesi telah berakhir dan telah
diizinkan untuk meninggalkan lapangan yang tak begitu luas itu. Bersalaman sambil
bernyanyi ria setelah beberapa hari berlelah-lelahan berjalan mengelilingi dan
berkemah dihutan dengan bahan makanan seadanya ditambah hujan mengguyur dengan
deras, capek sakit panas dingin semua mereka rasakan dengan tabahnya.
Beberapa hari kemudian mereka mulai berbaur dengan
kakak-kakaknya ini, mulai saling bercerita mengakrabkan diri dan berdiskusi
tentang kuliah seharian ini, bertanya tentang tugas bertanya tentang pengalaman,
semua keganasan kakak-kakaknya kemarin tak mereka lihat lagi hari ini karena
kemarin hanyalah sebuah prosedur yang sama-sama dijalani demi terciptanya
keharmonisan hari ini. Ku lihat dari kejauhan ada seorang yang datang dengan
wajah putih berseri, senyum yang manis dan tutur kata yang lembut sembari
menyapa orang-orang disekitar, entah keindahan apa yang sedang ku saksikan kala
itu. Ku lihat perlahan ia berjalan kearahku dan mulai menyunggingkan senyumnya
yang khas, semakin dekat dan semakin dekat kemudian ia menangkupkan kedua
tangannya tanda tak mau bersalaman namun tetap menyapaku dengan ramah. Ternyata
dia adalah salah satu adik-adik yang baru dikukuhkan kemarin, pantas saja aku
belum mengenal dia.
Banyak orang bilang kalau laki-laki itu jatuh hati pada
pandangan pertama, sedangkan wanita jatuh hati pada percakapan pertama. Entah itu
benar atau tidak tapi saat itu ternyata aku benar-benar mengalaminya, dan pandangan pertama itulah
yang ternyata sulit sekali untuk dilupakan, kian hari semakin terasa aneh,
rasanya ingin bertemu terus dan melihat senyumnya yang menawan, entah perasaan
apa itu namanya, tapi aku mulai mencari-cari informasi tentang dia darimanapun
itu. Mulai mencari tahu jurusan apa dia, kemudian melihat-lihat daftar mahasiswa
di website kampus, lalu mencari di sosial media dan semuanya dapat terakses. Semakin
dicari malah semakin penasaran, terasa menyenangkan saat mulai mendapatkan
sedikit demi sedikit informasi tentang dia.
Semakin hari semakin tau bagaimana kepribadiannya, seorang
yang cerdas ramah dan berpenampilan sopan terlihat dari hijab syari yang selalu
ia kenakan menutup sampai dada, rok yang panjang menambah keanggunan namun
membuatku semakin menjaga jarak dan memutuskan untuk menahan diri saja. Kurasa
cukup sebatas mengenal pribadi saja, takut semua itu akan semakin memunculkan
harapan, dan nanti terasa sakit juga saat harapan itu tak terkabulkan, karena
berharap pada manusia adalah sesuatu yang menyakitkan. Lebih baik kita menunggu
waktu yang tepat, sampai benar-benar dipertemukan oleh yang Maha Kuasa. Namun tetap
tak terlupakan saat-saat pertamakali aku bertemu dengan dia, seperti kata-kata
yang diucapkan Wicak kepada Lintang dalam film Neger van Oranje “Cukup satu
kejadian”. Ya, cukup satu kejadian untuk membuat dua orang manusia bertemu dan
memunculkan sebuah perasaan yang dianugerahkan oleh Sang Maha Membolak-balikkan
hati.
Rasa cinta dan sayang itu adalah wajar dan memang kodrat
manusia seperti itu, hanya saja kita dituntut untuk mencintai sewajarnya dan
membenci juga sewajarnya karena kedua hal itu adalah hal yang tidak jauh
berbeda. Kita semua pasti pernah mengalami hal seperti itu, diam-diam dalam
hati menaruh perasaan pada si dia, ada yang memilih untuk jadi pengagum
rahasia sampai menunggu indah pada
waktunya dan ada juga yang memilih mengungkapkan perasaan dengan harapan bisa
menjalin hubungan sampai waktu yang dinanti itu tiba. Jadi aku tetap memutuskan
untuk teguh pada pilihan yang pertama sampai kita bertemu diwaktu yang tepat,
cukup satu kejadian dindaaa cukup satu kejadian ..
Jumat, 20 Januari 2017
Rencananya ..
Tuhan memberkan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita
inginkan, ya aku percaya itu, kita pasti sering juga mengalami perasaan tanya
dalam hati mengapa Tuhan sepertinya
tidak pernah mengabulkan doa kita tapi setelah agak lama barulah kita sadar
bahwa Tuhan menggantinya dengan yang lebih baik. Tapi tak salah kan jika kita
terus berdoa dan berharap bahwa kita bisa menggapai cita dan mewujudkan impian
kita ?
Semua orang pasti punya keinginan dan punya impian serta
punya rencana-rencana pula untuk mewujudkan impian itu. Untukku tak banyak yang
ingin aku capai tahun ini, hanya saja rasanya tak asyik jika menghitung hari
detik demi detik tanpa berbuat satu hal yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Keinginanku
dan selalu aku harapkan dapat terwujud dalam waktu dekat ini adalah Wisuda. Setidaknya
dapat menjawab tanya dari kedua orang tuaku yang kurang lebih sejak setahun
yang lalu selalu bertanya kapan wisuda kapan wisuda. Setidaknya aku ingin
mengukir senyum bahagia diwajah mereka yang sudah mulai keriput dan tak gagah
lagi seperti waktu mereka menggendongku saat balita dulu. Lagi pula sekarang
sudah waktunya untukku mulai mengejar ketertinggalan, tak seperti semester
sebelumnya yang aku akui memang masih dibawa santai, tapi mendadak kaget
melihat teman-teman kelas sudah pada hengkang dari kampus, meski belum banyak
juga yang kerja tapi setidaknya gagah juga kalau pasang foto profil pakai toga
hehe
Lalu setelah wisuda apa yang harus aku lakukan ? lihat
teman-teman yang lain sudah banyak yang update status “Lagi ngantor nih” atau
upload foto sama rekan-rekan kerja atau yang paling ekstrim ngeshare undangan
nikah di grup kelas.. ohh my god rasanya pengen cepat-cepat nyusul juga *ehh. Mungkin
beda dengan kebanyakan orang lain yang pengen kerja disini pengen kerja disitu,
aku cuma pengen menerapkan ilmu yang aku dapat di kampus untuk daerah ku
sendiri entah itu di kelurahan, kecamatan atau kabupaten. Kenapa ? karena biar
gak jauh dari tempat aku dilahirkan dan dibesarkan, sambil kerja disini sambil
dikit-dikit pengen membenahinya dari bawah biar daerah ku ini bisa lebih maju,
tapi gak tau yaa kedepannya semoga saja ada jalan untuk kebaikan
Tapi kita tahu sendiri kan cari kerja itu gak gampang,
apalagi di perusahaan-perusahaan ternama, terlebih ada moratorium PNS sejak
beberapa tahun yang lalu jadi makin numpuk orang-orang yang lagi cari kerja
apalagi pas datang ke Job Fair itu kayak lihat orang lagi manasik haji saking
ramenya. Nahh untuk mengatasi itu aku sudah punya rencana pengen berwirausaha,
kalau orang lain pengen buka toko dan jualan ini jualan itu, aku pengen
beternak sama berkebun entah kenapa berpikiran kayak gitu. Mungkin karena
memang dari Ayahku dia bertangan dingin jadi setiap apa yang dia tanam pasti
tumbuh dan apa yang dia pelihara pasti berkembang, hanya saja dia suka
malas-malasan makanya jadi tutup ternak dia di Palembang dulu karena ditinggal
mudik. Maka dari itu aku pengen usaha keluarga untuk berkebun dan beternak,
karena memang lahan udah ada sih tanah punya kakek, daripada gak kepake kan
mending dimanfaatin aja biar nambah bagus pemandangan juga, terlebih pengen
cari penghasilan dari situ juga kan kalau udah banyak hasilnya lumayan buat
modal nikah J
Kemudian untuk tahun ini rasanya aku ingin menjelajah lebih
ke timur lagi Indonesaa, setelah tahun lalu impianku untuk menginjakkan kaki ke
gunung di jawa bisa tercapai tahun ini aku ingin sekali menapak tiang langit
yang terkenal dengan keindahannya didaerah lebih jauh lagi dari Pulau Jawa
yaitu di Nusa Tenggara Barat yaitu Gunung Rinjani yang diambil dari nama Putri
Anjani legenda disekitar daerah sana. Bukan untuk menghabiskan waktu atau
berfoya-foya, tapi pengalaman itu tak bisa dibeli pakai uang kalau kita tak
datang sendiri mencari pengalaman itu, kita gak cuma naik gunung atau
jalan-jalan gak jelas tapi juga melihat budaya daerah lain, melihat tingkah
laku masyarakat Indonesia dari daerah lain, bertemu sahabat baru, keluarga
baru, atau bisa juga bertemu jodoh. Tapi yang paling penting adalah untuk
melihat betapa megah dan indahnya ciptaan yang Maha Kuasa dan membuat kita
semakin bersyukur serta bertambah imannya dengan melihat kondisi-kondisi
masyarakat dari daerah lain ternyata lebih susah dibanding kondisi kita, itu
seperti yang aku rasakan tahun kemarin saat melintasi Jakarta sampai ke Kota
Malang.
Selain punya rencana menjelajah ke timur Indonesia, aku juga
pengen banget nih ke daerah paling barat Indonesia yaitu Aceh, pengen foto-foto
juga di Tugu 0 Kilometernya kayaknya lagi hits banget foto disitu. Kawan-kawan
yang lain juga sudah banyak yang pernah kesana, malah ada yang touring naik
Vespa daru Palembang kesana, waw hebat banget itu. Katanya sih Aceh serambi
Mekkah alias daerah di Indonesia yang diberi kewenangan untuk menerapkan
syariat Islam disana, nahh makanya pengen lihat juga bagaimana keadaan daerah
disana, pengen lihat adat budayanya yang bahasanya agak susah dimengerti itu,
pengen lihat sisa-sisa terjangan tsunami disana dan pokoknya banyak dehh yang
pengen dikunjungi disana. Ada juga tempat penangkaran gajah dan orang utan di
Taman Nasional Gunung Leuser, pokoknya pengen pakek banget, semoga saja
rencananya dapat terwujud nanti yaa..
Langganan:
Postingan (Atom)