Kamis, 26 Januari 2017

Kamu, yang masih misteri ..

Untukmu yang selalu kunanti ..
Hari ini aku kembali membayangkan engkau ada disini, setelah engkau hadir dalam mimpiku sebelumnya
Aku ingin engkau disini menyemangatiku, menemaniku dan mendengar keluh kesahku
Kita mungkin belum pernah bertemu, tapi mungkin saja jarak kita hanya sejauh lambaian tangan
Tak sabar rasanya aku menanti saat yang akan datang itu
Tapi biarkan saja ia mengalir seperti air lalu bermuara pada samudera yang hakiki
Saat ini aku tahu engkau sedangmemperbaiki diri, demikian pula dengan aku yang masih memantaskan diri untuk bersanding denganmu kelak

Untukmu yang selalu ku tunggu ..
Semoga engkau kelak akan mengerti dengan hobiku yang agak jarang ini
Tapi jangan khawatir dinda, kita akan bersama-sama menikmati indahnya ciptaan Tuhan ini
Ada Ranupane yang masih kental dengan adat budaya sukunya
Lalu kita akan menikmati matahari terbenam di danau Ranukumbolo yang indah
Bermalam di tenda sambil menikmati kopi hangat buatanmu ditemani taburan berjuta bintang dilangit
Dinda, bukankah itu lebih indah dari hotel berbintang lima yang ada di kota ??
Bahagia rasanya bila berdansa ditengah padang edelweis yang luas menawan bersamamu
Tenang, kita tak sendiri dinda… Kita akan bertemu dengan pendaki lain di Kalimati yang sunyi
Lalu engkau akan kuajak bercengkrama dengan Samudera Diatas Awan  yang megah di Puncak Mahameru, puncak abadi para dewa
Want you come along with me ?
Kamu iyaa kamu, yang masih misteri…

Rabu, 25 Januari 2017

Nama Tengahku adalah "Tantangan"

Orang-orang selalu menyangka bahwa aku ini adalah seorang yang penuh dengan motivasi karena selalu menjadi tempat curhat bagi teman-temanku dan selalu berhasil menyemangati serta memotivasi mereka agar terus maju terus bangkit terus belajar agar kesalahan-kesalahan sebelumnya dapat diperbaiki. Tentu saja tidak selalu benar semuanya, sama seperti manusiamanusia yang lain aku juga sangat butuh motivasi dan asupan semangat sebenarnya daru orang lain terutama orang-orang terdekatku. Tapi justru rasanya tidak ada yang bisa memotivasi dan menyemangati aku, semuanya  hanya bisa mendengarkan saja atau mungkin orang lain banyak yang menyangka bahwa aku selalu mampu melewati masalah-masalahku sendiri tanpa bantuan orang lain dan tanpa masukan orang lain, padahal nyatanya  aku sangat membutuhkan tempat bertukar pikiran tempat mengadu dan bercerita tentang apa yang selalu aku rasakan.

Melihat aku yang selalu tersenyum dan tertawa lepas hampir setiap hari orang-orang jadi banyak yang menyangka bahwa aku ini orang yang tidak punya beban hidup yang besar seperti orang-orang yang aku lihat setiap hari selalu cemberut dan kelihatan sedih. Padahal sebenarnya justruu rasanya aku adalah orang yang mempunyai beban hidup yang paling banyak di bumi ini. Hanya saja aku bisa menyembunyikan beban hidup itu dibalik senyum dan tawaku yang terlihat seperti orang yang selalu bahagia itu. Aku memang sudah terlatih untuk menyembunyikan semua perasaanku didalam hati saja atau dalam bentuk ekspresi lain yang orang tak bisa menafsirkannya dengan mudah. Aku yang selalu berpikiran positif ingin membuktikan bahwa yang disampaikan Tuhan lewat ayat-ayatnya benar bahwa  Tuhan tidak memberikan cobaan kepada manusia melebihi batas kemampuannya, ya iitu  saja.

Kemarin juga ada salah seorang temanku yang memanggilku dengan sebutan “Anak Papa” karena aku selalu menScreenShoot isi pesan singkat dari Papaku  dan menjadikannya foto profil  jadi banyak yang berpikiran bahwa aku adalah anak papa yang selalu bermakna tidak baik. Tapi nyatanya aku bukan hanya anak papa tapi juga anak mama, berhubung Mamaku tidak bisa mengetik pesan singkat di Handphone maka yang aku jadikan foto profil ya percakapanku dengan Papa saja karena Mamaku hanya bisa memakai HP untuk menelpon saja. Ini justru suatu perubahan yang baik bagi diriku pribadi yang mulai lebih menghargai perjuangan dan pengorbanan orang tua untuk anak-anaknya, karena selama ini aku tidak pernah nurut kata orang tuaku, jarang pulang kerumah membuat mereka resah dan khawatir. Tapi akhirnya semakin beranjak dewasa aku semakin mengerti arti pengorbanan mereka itu dan mulai menunjukkan pada orang-orang betapa pedulinya orang tuaku kepadaku.

Zaman waktu masih sekolah di SMA dulu orang-orang selalu menganggap remeh aku, tiap ada tugas kelompok atau diskusi kelompok teman-teman di kelas tidak ada yang mau satu kelompok denganku karena mengira aku tidak bisa apa-apa dan bodoh dalam pelajaran IPA waktu itu. Ya, aku memang idak ahli dalam bidang itu meskipun aku mengambil jurusan IPA waktu SMA, tapi aku bukanlah orang yang bodoh dan mudah diremehkan, aku adalah orang yang penuh semangat dan motivasi untuk maju. Orang-orang itu semakin mencemooh tatkala aku mendapat peringkat 28 dari 30 siswa di kelas, dan aku ikhlas tidak mendapatkan kesempatan ikut seleksi jalur undangan masuk perguruan tinggi negeri. Namun sejak itu aku jadi berusahan belajar agar bisa lulus melalui jalur tes tertulis untuk lulus massuk perguruan tinggi favorit. Aku selalu mengikuti tes percobaan atau Try Out dan tujuanku hanyalah satu, yaitu mengalahkan nilai teman-teman yang selalu menganggap aku tidak bisa apa-apa dikelas. Hasilnya aku bisa mengalahkan mereka, dan itu merupakan suatu kebanggaan bagiku karena itu adalah nilai murni dan bukan seperti nilai raport yang isinya sudah ditambah-tambahkan apalagi untuk anak-anak guru, terlebih lagi ketika aku dinyatakan lulus perguruan tinggi negeri itu. Tapi lambat laun akhirnya aku menyadari harusnya aku tidak menaruh dendam seperti itu kepada teman-temanku. Harusnya aku bersyukur mereka menganggap remeh aku karena dengan itu aku jadi semangat belajar. Aku pun kembali memulai semuanya seperti dulu lagi meskipun pandangan mereka kepadaku sudah berubah.


Dan terakhir saat aku dituntut untuk membawa perubahan yang baik bagi kelurahanku, kmai justru dianggap remeh oleh orang lain yang mengatakan bahwa Mangunjaya tidak akan pernah berubah, tetap akan menjadi daerah tertinggal. Hal ini terntu saja menambah semangatku untuk maju, karena tantangan adalah nama tengahku. Aku mulai mengumpulkan pemuda-pemudi di Kelurahanku dan memulai suatu rencana pada acara adat setelah lebaran idul fitri yaitu Midang, sebuah acara adat keliling 9 kelurahan jalan kaki dan menggunakan pakaian-pakaian tradisional. Meski sempat kendala datang dari Lurah kami sendiri yang tidak peduli usaha kami dan orientasinya hanyalah tentang uang, kami pun dapat mempersembahkan yang terbaik pada acara itu dan pendapat orang lain yang mengatakan bahwa kelurahan kamilah yang paling memukau penonton karena menampilkan adat yang sesungguhnya dari tradisi yang sudah ada sejak abad ke 17 tersebut. Kami pun bisa menjawab tantangan-tantangan dari semua orang itu, dan semoga akan tetap berjalan terus perjuangan kami para pemuda yang ingin membuat perubahan yang positif bagi daerah kami sendiri/

Selasa, 24 Januari 2017

Manusia Sejuta Kenangan ..

Kembali mengingat aku ketika masih kecil dulu sebelum bertranspormasi menjadi seperti saat sekarang ini, aku melihat banyak sekali kenangan-kenangan yang terlintas sesekali dalam ingatan, dan kadang muncul pada momen-momen tertentu. Kenangan itu ada yang membuatku sambil senyum-senyum sendiri sambil memikirkannya, ada juga kenangan yang membuat dahi mengkerut karena kesal mungkin pada waktu itu. Tapi mengapa kaca depan mobil dibuat lebih besar dari kaca spion, ya karena kita harus melihat kedepan lebih banyak daripada melihat sesuatu yang ada dibelakang, tapi tetap sesekali kita harus melihat kebelakang agar kita tidak lupa bagaimana keadaan kita dulu sebelum menjadi seperti sekarang ini.

Dimulai dari aku yang pemalu waktu sekolah Taman Kanak-Kanak (TK), aku tidak mau masuk kelas jika tidak ada yang menemani baik itu Ayah, Ibu, atau kakak perempuanku. Alhasil setelah lama-lama orang tuaku tidak tahan dengan kemauanku yang seperti ini terus, mereka pun memberhentikan aku dari sekolah TK itu dan pekerjaan hanyalah bermain dirumah atau sekali-sekali ke pasar tempat ibuku berjualan. Tapi ketika kemarin aku tak sengaja menemukan sebuah kertas dan ternyata isinya adalah ijazah aku waktu TK, jangankan kalian aku juga bingung padahal rasanya aku tak selesai waktu TK dulu.

Lalu akhirnya tiba waktuku untuk masuk ke Sekolah Dasar (SD) aku masih menjadi seorang anak yang bertingkah aneh, karena aku diberi pilihan antara sekolah SD ditempat yang paling bagus atau sekolah SD yang gedungnya bertingkat. Tapi malah aku menolak keduanya, aku pun bingung apa alasanku waktu itu dan akhirnya aku sekolah di SD 9 yang justru membawaku sampai saat sekarang ini. Aku bersyukur bersekolah disana karena bisa bertemu dengan sahabat-sahabat yang sampai sekarang masih bisa berkumpul tiap tahun walaupun ada yang masih kuliah, kerja, bahkan yang sudah berkeluarga pun. 6 tahun rasanya berlalu sangat cepat jika melihat sahabat-sahabatku yang dulu nakal, sering berantem kini menjadi seorang yang ganteng cantik dan ada yang bekerja di perusahaan ternama, pegawai bank, bidan, dan juga ada yang berpangkat Bripda

Sampailah pada masa-masa yang menurutku paling tidak menyenangkan dalam hidupku, yaitu ketika zaman Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk pertama kalinya mengenal apa itu Masa Orientasi Siswa (MOS) yang terkenal seniornya sangat kejam, sampai-sampai ada temanku yang ditampar dan mendapat perlakuan kasar yang lain. Pada zaman ini pula aku melihat fenomena-fenomena penyimpangan sosial dan kenakalan remaja akibat sudah mulai bebasnya pengaruh video porno yang dikirim dari HP ke HP, dan apa yang teman-temanku tonton dalam video itu mereka praktikkan dengan teman-teman perempuan di sekolah. Belum lagi sebelum kasus kekerasan yang saat ini dikenal dengan sebutan “Bullying” merebak, aku hampir setiap hari melihat kekerasan seperti itu dilakukan oleh temanku kepada temanku yang lain. Kasus rasial yang menimpa temanku yang beragama lain juga sering terjadi pada zaman itu, serta kenakalan-kenakalan remaja yang lain yang mungkin aku tak sendiri pernah mengalaminya. Terlebih lagi yang membuatku merasa zaman SMP adalah kenangan yang paling tidak menyenangkan adalah untuk pertamakalinya aku merasa patah hati karena urusan wanita. Meskipun banyak cerita negatifnya, tapi ada juga cerita-cerita positifnya seperti tentang bertemu dengan sahabat-sahabatku yang kelak lanjut satu sekolah di SMA dan berlanjut sampai saat sekarang ini. Meskipun rasanya banyak cerita-cerita yang menyebalkan, aku sangat ingin sekali-sekali ada reuni lagi dengan teman-teman SMP karena memang sudah 8 tahun sejak lulus SMP belum pernah sekali pun reuni teman kelas ataupun satu angkatan. Pernah terdengar ada reuni akbar yang diadakan oleh anak OSIS tapi terdengar pula angkatan kami sepi.

Seperti yang almarhum penyanyi Chrisye katakan dalam salah satu lagunya bahwa tiada kisah paling indah kisah kasih disekolah dan tiada masa paling indah masa-masa disekolah. Menurutku memang masa sekolah SMA memberikan kenangan masa remaja yang sangat banyak, baik itu pengalaman sesuatu yang menyenangkan ataupun pengalaman yang tidak menyenangkan. Menyenangkan ketika pada tahun pertama merasakan seperti berada didalam kelas Laskar Pelangi karena kondisi kelasnya yang sudah rapuh dan rasanya sebentar lagi akan roboh, tapi tetap merasa nyaman terlebih satu kelas dengan orang-orang yang biasa saja dan memulai dari awal belajar dari awal tidak seperti kelas lain yang isinya orang-orang hebat semua. Tahun kedua dan tahun ketiga rasanya baru kemarin kami bercengkrama di kelas, main kartu remi laki perempuan yang kalah dibedakin terus ketauan oleh guru. Menjadi kelompok terbaik dalam seni teater dan paduan suara kelas. Tapi yang paling berkesan adalah ketika kami berhasil menjadi kelas terbersih berkat peri-peri kecil yang menempel dilangit-langit kelas yang kami buat sebagus mungkin, peri-peri kecil itu berisi impian dan cita-cita kami ketika lulus SMA nanti, ada yang ingin kuliah di Bogor ada yang ingin masuk UI, ITB dan lain-lain. Meski hari ini aku lihat  dan aku ingat kembali apa yang kami tulis di peri-peri kecil itu banyak yang tidak tercapai tapi rasanya Tuhan telah memberikan kita yang terbaik, kesempatan yang jauh lebih berharga bila dirasakan sampai sekarang. Ketika setiap lebaran masih bisa berkumpul dan bertandang kerumah Wali Kelas waktu SMA, ketika sekarang sudah bisa berkumpul setelah jam kerja, meski tidak bisa main siram-siraman tepung dan telur lagi ketika ada yang ulang tahun. Urusan asmara juga pasti tidak bisa dilepaskan kalau bicara tentang zaman SMA, tapi memiliki sahabat-sahabat yang luar biasa merupakan anugerah yang sangat berarti sampai sekarang ini.

Hari ini ketika aku pulang dari kampus, status mahasiswa juga sebentar lagi akan hilang dan berganti menjadi gelar sarjana dibelakang namaku. Sudah 4,5 tahun juga tidak terasa mengarungi perjalanan masa muda ku disini, pengalaman-pengalaman yang menghantarkanku mencintai dunia jurnalis, dunia organisasi daerah, perjuangan parlemen jalanan, bersosial dengan masyarakat, mengenal alam dengan melihat ciptaan Tuhan lebih dekat lewat gunung-gunung yang menjulang dan bentangan laut yang luas dan sebentar lagi aku dan kawan-kawan mahasiswa lain akan merasakan hidup yang sesungguhnya. Sementara Ayah dan Ibu selalu bertanya kapan wisuda, dan ketika aku wisuda nanti, orang-orang akan bertanya kapan nikah, lalu setelah nikah kapan punya anak, ketika sudah punya anak akan ditanya kapan si kakak punya adek, dan siklusnya akan berubah terus mengikuti perubahan waktu. Saat ini aku sudah merasa 4,5 tahun juga sudah cukup untuk aku belajar disini untuk bekalku menuju semua impian dan cita yang sudah dirancang sebelumnya.

Terpenting dari semua cerita diatas adalah tentang perjuangan, perjuangan yang membuatku kuat sampai saat ini, perjuangan yang sudah aku  lewati sampai bertransformasi seperti saat sekarang ini. Ketika masuk SMP favorit aku tidak masuk melalui jalur khusus atau orang dalam melainkan tes tertulis dengan jalur murni hasil perjuanganku. Bergitu pula ketika masuk SMA, aku berjuang mengikuti jalur tes tertulis dengan hasil murni tanpa bantuan orang dalam atau menyuap untuk masuk sekolah favorit. Ketilka masuk perguruan tinggi pun aku berjuang melalui jalur tes tertulis yang sampai menitikan air mata aku melalui jalan itu karena melihat kedua orang tuaku yang ingin sekali anaknya kuliah di perguruan tinggi negeri. Semuanya aku lewati dengan jerih payah, tapi aku selalu yakin dalam setiap langkahku Tuhan memuluskan jalannya berkat doa-doa dari kedua orang tuaku. Aku tak mau melalui jalan ini sendirian, aku ingin bersama keluarga dan orang-orang yang aku sayangi, karena jika aku melalui jalan yang ditempuh ini dengan perjuangan yang sungguh-sungguh maka aku yakin adik-adikku juga akan mengikuti langkah ini. Terbukti ketika satu per satu adikku mulai mengukir senyum bahagia dibibir kedua orang tuaku seperti yang aku lakukan sebelumnya.


Namun, perjuangan tidak berhenti disitu saja karena ini hanyalah langkah awal, aku harus melewati tes uji kehidupan yang sesungguhnya sebentar lagi. Ayo semangat Dedy, ayah ibumu sudah mulai menua, adik-adikmu sudah mulai beranjak dewasa, dan kini engkaulah tumpuan, bawalah mereka menuju jalan yang terang benderang. Ayo Dedy, semoga engkau tidak menyerah karena lelah dan tidak surut karena takut, perjuangan belum selesai dan akan segera dilanjutkan.

Senin, 23 Januari 2017

Kuliah Kerja Nyata



Sedikit bernostalgia sekitar 2 tahun yang lalu ketika jaman penempatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sribandung, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin. Waktu itu dapat desa yang paling ujung lokasinya, dosen pembimbing lapangan (DPL) juga sudah cerita tentang yang aneh-aneh saja tentang desa itu, mulai ari desa yang terpencil, terus tidak ada pasar, akses transportasi susah. Jadi kami semua sudah mempersiapkan seluruh perlengkapan yang kami kira akan susah kami dapatkan disana termasuk bahan makanan selama semnggu. Ketika sampai di desa tersebut memang sangat jauh dari ibu kota kabupaten ditambah jalan tanah merah yang tidak rata jika hujan jangan tanya lagi bagaimana kondisinya dan jika musim kemarau debu-debu sangat banyak sekali.

Tapi justru kami merasa sangat senang mendapatkan desa yang terletak paling ujung itu karena ternyata masyarakatnya sangat menyambut kehadiran kami terutama personil Karang Taruna yang super keren dan super gaul yang aktif dalam segala bidang baik itu Agama, Olahraga, namun tetap bisa bekerja dan berkebun mencari nafkah sehari-sehari. Ditambah Pak Kades yang juga sangat bersahaja dan berintegritas, pejabat desa yang anti korup dan anti suap, banyak yang diceritakan beliau tentang banyak percobaan dari perusahaan-perusahaan perkebunan yang mencoba menyuap beliau namun selalu ditolak meskipun jabatan beliau adalah Pejabat Sementara (Pjs) karena masih menunggu pemilihan Kepala Desa berikutnya.

Aku merasa sangat bahagia sekali dan bangga bisa berada disana walaupun rasanya sangat singkat, bayangkan kita adalah orang yang tidak pernah dikenal sebelumnya dan tinggal disana selama 40 hari dengan modal yang sudah kita pelajari selama lebih kurang 3 tahun di kampus. Baik itu ilmu yang kita dapat di dalam kelas maupun saat kita berorganisasi, semuanya menjadi modal utama dan harus kita terapkan disana bersama dengan 7 orang rekanku dalam satu kelompok yang juga belum banyak kenal bahkan ada yang belum pernah bertemu sebelumnya, tapi entah mengapa mereka mempercayakan aku sebagai ketua kelompok. Maka sejak itu aku adalah ketua dari sekelompok orang aneh ini, dan aku merasa bahwa mereka semua adalah tanggungjawabku selam berada disini dan aku harus mencari cara agar kami semua bisa selamat dari tempat ini hidup-hidup, memang agak lebay yaa bahasanya hehe

Mulai dari mengamati keadaan sekitar desa mulai dari kebiasaan dipagi hari, siang hari, sore hari, bahkan sampai malam hari kami semua harus tahu apa yang dilakukan kebanyakan warga di desa tersebut, barulah kami bisa menentukan apa saja  program yang akan kami buat selama berada disana, tapi yang terpenting dan selalu aku katakan pada teman-temanku bahwa kita disini bukan semata-mata untuk mencari nilai saja tapi juga belajar bersosial dengan masyarakat, mencari pengalaman baru, mendapat keluarga dan teman baru, itu adalah yang terpenting dari sebuah nilai diatas kertas saja.

Selama 40 hari kami bergerilya menghadapi tantangan dan hambatan selama menjalani KKN, banyak pelajaran dan ilmu baru yang didapat selama disana. Kami selalu berkoordinasi dengan Kades Karang Taruna dan mereka selalu membantu, karena memang waktu pembekalan beberapa hari sebelumnya kami selalu diingatkan bahwa jangan sampai kita yang bekerja tapi kita yang menggerakkan masyarakat, berarti tugas kami memberdayakan masyarakat dapat tercapai. Melaksanakan perlombaan baik itu dibidang olahraga maupun dibidang keagamaan karena waktu itu juga kami sempat melaksanakan ibadah Puasa selama beberapa hari disana. Namun sesuatu yang sangat berarti dan berharga bagi kami adalah Gapura atau gerbang perbatasan desa yang kami bangun bersama Karang Taruna disana, mengapa sangat berarti karena gapura itu adalah satu-satunya peninggalan kami dalam bentuk fisik dan menjadi saksi bisu keberadaan kami disana yang di cat berwarna seperti warna almamater kami.

Namun yang membuatku kesal adalah ketika bertemu dengan teman-teman dari kelompok lain, banyak yang meremehkan dan mengatakan bahwa tak perlulah kita menjalani KKN itu dengan serius yang penting bisa dapat nilai A toh juga tak ada hasil dari desa itu katanya. Aku sangat benci  dengan orang-orang yang tidak pernah menghargai proses seperti itu, mereka hanya tahu tentang hasil tanpa mau berjuang dulu dan malah menganggap remeh apa yang dilakukan oleh orang lain. Mungkin di desa mereka tidak diperlakukan dengan baik oleh warga ya karena mungkin dengan sikap acuh dan tak mau berbaur dengan masyarakat sekitar. Tapi terlepas dari ejekan itu, kami sangat bersyukur bisa mendapat tanggapan positif di Desa Sribandung bahkan dalam suatu acara Malam Keakraban Pak Kadus dan Ketua Karang Tarunanya pernah berkata kalau ini adalah kelompok KKN terbaik yang pernah datang kesana. Bukan pujian itu yang kami harapkan tapi jalinan komunikasi dan persahabatan yang tetap terus terjalin dan ketika kami datang kembali ke desa itu masih ada yang kenal dengan kami walaupun hanya pernah tinggal disana selama 40 hari. Alhamdulillah setelah 1 tahun dari KKN itu kami datang kesana dan masih banyak yang kenal dan tak sedikitr juga yang mengharapkan kami untuk bertandang kerumahnya. Semoga tahun-tahun kedepan diberi kesempatan kembali untuk kesana J

Minggu, 22 Januari 2017

Sepanjang Masa ..

Bicara tentang film gak lepas dari yang namanya tentang pesan moral, jadi nonton film itu gak cuma nonton film doang tapi harus bisa menangkap pesan tersirat yang disampaikan pembuat film tersebut dengan kata lain kita harus ngambil hikmahnya. Banyak jenis-jenis film di dunia ini, ada bergenre fantasi ada juga genre roman dan thriller serta masih banyak jenis-jenis film yang lain termasuk yang baru bertema animasi sudah banyak menghiasi layar bioskop diseantero dunia. Sebenarnya banyak film-film yang bagus dan menginspirasi, tapi dari sekian banyak itu aku cuma mau cerita tiga aja karena ketiga film ini yang memang hidup dijamanku.

Siapa sih yang gak tau Harry Potter, dan rasanya aku gak sendiri yang berpikiran bahwa Harry Potter adalah film fiksi terbaik yang pernah ada. Sejak kecil film itu sudah banyak menjadi sorotan, cerita tentang seorang anak yang bersekolah di sekolah sihir yang menuntunnya bertemu dengan teman-teman orang tuanya lalu berhadapan dengan orang yang telah membunuh kedua orang tuanya juga. Gak terbayang itu si Daniel Radcliffe, Emma Watson, Rupert Grin dan yang lainnya main di film itu dari jaman mereka masih unyu-unyu sampai mereka udah dewasa kayak sekarang ini dan dari dulu sejak SD juga selalu nungguin film itu kapan munculnya, meski nontonnya dari DVD aja tapi rasanya memang lebih puas nonton dari DVD karena durasi filmnya yang terkenal panjang itu lebih nyaman nontong dirumah depan TV daripada harus nonton di bioskop yang kalo ketinggalan sedikit gak bisa di replay. Secara gak langsung juga film Harry Potter mempengaruhi anak-anak bahkan yang dewasa dari segi tingkah-tingkah mereka sampai semua mantra yang pernah disebutkan di film itu banyak yang hafal. Ada satu hal sepanjang tujuh seri film Harry Potter yang dapat kita ambil hikmah dan pelajarannya untuk kehidupan kita yaitu tentang Persahabatan. Liat saja persahabatan Harry, Hermione dan Ron tersebut sampai mereka punya anak tetap kompak satu sama lain, walaupun gak nyangka ujungnya si Harry jadian sama Ginny, ciee yang iparan sama Ron :D

Aku ingat waktu jaman masih SD dulu ada temanku yang sengaja rambutnya dibikin persis kayak rambut Hermione Granger yang ikal dan pirang tapi keliatan lucu dan imut. Juga waktu jaman SMP masih seri tiga yang keluar ada salah satu stand Harry Potter  di pameran di kampungku dan isinya semua pernak-pernik Harry Potter bahkan ada kuis Teka-Teki Silang juga yang berhadiah souvenir Harry Potter, tapi yang paling menyita perhatian adalah di stand itu ada tongkat-tongkat sihir milik para tokoh di film itu dan yang paling laris justru tongkat sihirnya musuh utama Harry Potter yaitu Voldemort. Kemarin sejak muncul wacana pembuatan film prekuelnya aku sangat senang sekali dan gak sabar pengen nonton, hitung-hitung kembali nostalgia jaman waktu masih kecil sekalian pengen liat cerita sebenarnya tentang orang tua dan guru-guru Harry Potter dan kawan-kawan waktu mereka masih muda.

Film selanjutnya yang menurutku sangat bagus dan penuh dengan inspirasi adalah Three Idiots. Film gubahan Aamir Khan tersebut benar-benar menginspirasi seantero dunia, cerita tentang Ranchodas yang diperankan langsung oleh Aamir Khan yang membuktikan bahwa kita harus memperlakukan manusia seperti manusia. Ada banyak aspek yang dapat kita ambil hikmahnya dari film tersebut, mulai dari semangat tinggi seorang anak yang memang mencintai apa yang ia kerjakan bukan karena paksaan orang lain atau karena tidak percaya diri jadinya menghalalkan segala cara untuk menggapai tujuan. Mengajarkan kita juga yang mahasiswa ini agar tidak selalu menghafal materi tapi juga diiringi dengan praktik. Menunjukkan bahwa manusia masih bisa bertahan hidup jika dengan njiat yang sungguh-sungguh.

Cerita tentang persahabatan tiga orang yang dijuluki tiga idiot itu yang paling membuat kita terkagum-kagum, ini tak terlepas dari sang Aamir Khan yang memang sudah berubah menjadi aktivis sosial dikehidupan aslinya sehingga ia tertarik membuat film dengan tema mengangkat cerita yang benar-benar terjadi di masyarakat terutama masyarakat India yang masih kental dengan adat istiadat dan juga isu SARA yang sangat tinggi dan toleransi terhadap wanita yang masih sangat kurang. Tapi ini adalah film selain filmnya Shahrukh Khan yang menurutku adalah film bollywood paling keren yang pernah aku tonton.

Terakhir tak lengkap rasanya jika tak menceritakan tentang film dalam negeri sendiri, karena memang film-film Indonesia pun jika disandingkan dengan film-film luar negeri rasanya bisa juga bersaing. Film-film Indonesia dalam beberapa tahun ini yang menurutku bagus dan menginspirasi adalah Film Habibie Ainun. Aku rasa juga tak sendirian yang mengatakan ini adalah film terbaik, karena film ini kita jadi tahu bagaimana kisah dari presiden ketiga kita yaitu Pak BJ Habibie sang pembuat pesawat terbang, putra asli Indonesia yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di dunia lewat penemuan-penemuannya dibidang pesawat terbang dengan segudang prestasi dan hak paten atas namanya. Ia dijuluki Mr. Crack karena Teori Keretakan pesawat terbang yang ditemukan olehnya.


Film ini sangat menginspirasi dan juga menyajikan kisah romantis sepanjang hayat antara Habibie dengan istrinya Ainun, meski sudah berumur mereka tetap saja romantis sampai akhir hayat memisahkan mereka. Film yang menceritakan perjuangan Habibie dari awal karirnya sebagai mahasiswa yang berkuliah di Jerman dan istrinya Ainun yang selalu menemani, suka duka mereka lewati sampai akhirnya Habibie berhasil membuat penemuan yang dipakai dibidang perkeretaapian dan menjadi langkah awal kesuksesan mereka yang membawa Habibie mewujudkan impiannya untuk membuat negara dan bangsanya sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kisah-kisah masa sulit ketika dia menjadi orang nomor satu di negeri ini, sampai Laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR saat itu, wajar saja Presiden SBY juga menitikan air mata saat menonton film ini, dan sejak saat itu pula Pak Habibie masuk menjadi salah satu idolaku. Maju terus perfilman Indonesia.

Sabtu, 21 Januari 2017

Cukup Satu Kejadian ..

Masa orientasi sudah selesai, adik-adik baru berbaris menanti prosesi pelantikan sebagai anggota baru. Jumlahnya begitu banyak sehingga tak sempat mengenalinya satu persatu, kepala botak dan sebagian berkerudung hitam mengenakan kemeja putih dengan bawahan berwarna hitam pula. Semua sudah basah disiram air kembang tanda prosesi telah berakhir dan telah diizinkan untuk meninggalkan lapangan yang tak begitu luas itu. Bersalaman sambil bernyanyi ria setelah beberapa hari berlelah-lelahan berjalan mengelilingi dan berkemah dihutan dengan bahan makanan seadanya ditambah hujan mengguyur dengan deras, capek sakit panas dingin semua mereka rasakan dengan tabahnya.

Beberapa hari kemudian mereka mulai berbaur dengan kakak-kakaknya ini, mulai saling bercerita mengakrabkan diri dan berdiskusi tentang kuliah seharian ini, bertanya tentang tugas bertanya tentang pengalaman, semua keganasan kakak-kakaknya kemarin tak mereka lihat lagi hari ini karena kemarin hanyalah sebuah prosedur yang sama-sama dijalani demi terciptanya keharmonisan hari ini. Ku lihat dari kejauhan ada seorang yang datang dengan wajah putih berseri, senyum yang manis dan tutur kata yang lembut sembari menyapa orang-orang disekitar, entah keindahan apa yang sedang ku saksikan kala itu. Ku lihat perlahan ia berjalan kearahku dan mulai menyunggingkan senyumnya yang khas, semakin dekat dan semakin dekat kemudian ia menangkupkan kedua tangannya tanda tak mau bersalaman namun tetap menyapaku dengan ramah. Ternyata dia adalah salah satu adik-adik yang baru dikukuhkan kemarin, pantas saja aku belum mengenal dia.

Banyak orang bilang kalau laki-laki itu jatuh hati pada pandangan pertama, sedangkan wanita jatuh hati pada percakapan pertama. Entah itu benar atau tidak tapi saat itu ternyata aku benar-benar  mengalaminya, dan pandangan pertama itulah yang ternyata sulit sekali untuk dilupakan, kian hari semakin terasa aneh, rasanya ingin bertemu terus dan melihat senyumnya yang menawan, entah perasaan apa itu namanya, tapi aku mulai mencari-cari informasi tentang dia darimanapun itu. Mulai mencari tahu jurusan apa dia, kemudian melihat-lihat daftar mahasiswa di website kampus, lalu mencari di sosial media dan semuanya dapat terakses. Semakin dicari malah semakin penasaran, terasa menyenangkan saat mulai mendapatkan sedikit demi sedikit informasi tentang dia.

Semakin hari semakin tau bagaimana kepribadiannya, seorang yang cerdas ramah dan berpenampilan sopan terlihat dari hijab syari yang selalu ia kenakan menutup sampai dada, rok yang panjang menambah keanggunan namun membuatku semakin menjaga jarak dan memutuskan untuk menahan diri saja. Kurasa cukup sebatas mengenal pribadi saja, takut semua itu akan semakin memunculkan harapan, dan nanti terasa sakit juga saat harapan itu tak terkabulkan, karena berharap pada manusia adalah sesuatu yang menyakitkan. Lebih baik kita menunggu waktu yang tepat, sampai benar-benar dipertemukan oleh yang Maha Kuasa. Namun tetap tak terlupakan saat-saat pertamakali aku bertemu dengan dia, seperti kata-kata yang diucapkan Wicak kepada Lintang dalam film Neger van Oranje “Cukup satu kejadian”. Ya, cukup satu kejadian untuk membuat dua orang manusia bertemu dan memunculkan sebuah perasaan yang dianugerahkan oleh Sang Maha Membolak-balikkan hati.

Rasa cinta dan sayang itu adalah wajar dan memang kodrat manusia seperti itu, hanya saja kita dituntut untuk mencintai sewajarnya dan membenci juga sewajarnya karena kedua hal itu adalah hal yang tidak jauh berbeda. Kita semua pasti pernah mengalami hal seperti itu, diam-diam dalam hati menaruh perasaan pada si dia, ada yang memilih untuk jadi pengagum rahasia  sampai menunggu indah pada waktunya dan ada juga yang memilih mengungkapkan perasaan dengan harapan bisa menjalin hubungan sampai waktu yang dinanti itu tiba. Jadi aku tetap memutuskan untuk teguh pada pilihan yang pertama sampai kita bertemu diwaktu yang tepat, cukup satu kejadian dindaaa cukup satu kejadian ..


Jumat, 20 Januari 2017

Rencananya ..

Tuhan memberkan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan, ya aku percaya itu, kita pasti sering juga mengalami perasaan tanya dalam hati mengapa  Tuhan sepertinya tidak pernah mengabulkan doa kita tapi setelah agak lama barulah kita sadar bahwa Tuhan menggantinya dengan yang lebih baik. Tapi tak salah kan jika kita terus berdoa dan berharap bahwa kita bisa menggapai cita dan mewujudkan impian kita ?

Semua orang pasti punya keinginan dan punya impian serta punya rencana-rencana pula untuk mewujudkan impian itu. Untukku tak banyak yang ingin aku capai tahun ini, hanya saja rasanya tak asyik jika menghitung hari detik demi detik tanpa berbuat satu hal yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Keinginanku dan selalu aku harapkan dapat terwujud dalam waktu dekat ini adalah Wisuda. Setidaknya dapat menjawab tanya dari kedua orang tuaku yang kurang lebih sejak setahun yang lalu selalu bertanya kapan wisuda kapan wisuda. Setidaknya aku ingin mengukir senyum bahagia diwajah mereka yang sudah mulai keriput dan tak gagah lagi seperti waktu mereka menggendongku saat balita dulu. Lagi pula sekarang sudah waktunya untukku mulai mengejar ketertinggalan, tak seperti semester sebelumnya yang aku akui memang masih dibawa santai, tapi mendadak kaget melihat teman-teman kelas sudah pada hengkang dari kampus, meski belum banyak juga yang kerja tapi setidaknya gagah juga kalau pasang foto profil pakai toga hehe

Lalu setelah wisuda apa yang harus aku lakukan ? lihat teman-teman yang lain sudah banyak yang update status “Lagi ngantor nih” atau upload foto sama rekan-rekan kerja atau yang paling ekstrim ngeshare undangan nikah di grup kelas.. ohh my god rasanya pengen cepat-cepat nyusul juga *ehh. Mungkin beda dengan kebanyakan orang lain yang pengen kerja disini pengen kerja disitu, aku cuma pengen menerapkan ilmu yang aku dapat di kampus untuk daerah ku sendiri entah itu di kelurahan, kecamatan atau kabupaten. Kenapa ? karena biar gak jauh dari tempat aku dilahirkan dan dibesarkan, sambil kerja disini sambil dikit-dikit pengen membenahinya dari bawah biar daerah ku ini bisa lebih maju, tapi gak tau yaa kedepannya semoga saja ada jalan untuk kebaikan

Tapi kita tahu sendiri kan cari kerja itu gak gampang, apalagi di perusahaan-perusahaan ternama, terlebih ada moratorium PNS sejak beberapa tahun yang lalu jadi makin numpuk orang-orang yang lagi cari kerja apalagi pas datang ke Job Fair itu kayak lihat orang lagi manasik haji saking ramenya. Nahh untuk mengatasi itu aku sudah punya rencana pengen berwirausaha, kalau orang lain pengen buka toko dan jualan ini jualan itu, aku pengen beternak sama berkebun entah kenapa berpikiran kayak gitu. Mungkin karena memang dari Ayahku dia bertangan dingin jadi setiap apa yang dia tanam pasti tumbuh dan apa yang dia pelihara pasti berkembang, hanya saja dia suka malas-malasan makanya jadi tutup ternak dia di Palembang dulu karena ditinggal mudik. Maka dari itu aku pengen usaha keluarga untuk berkebun dan beternak, karena memang lahan udah ada sih tanah punya kakek, daripada gak kepake kan mending dimanfaatin aja biar nambah bagus pemandangan juga, terlebih pengen cari penghasilan dari situ juga kan kalau udah banyak hasilnya lumayan buat modal nikah J

Kemudian untuk tahun ini rasanya aku ingin menjelajah lebih ke timur lagi Indonesaa, setelah tahun lalu impianku untuk menginjakkan kaki ke gunung di jawa bisa tercapai tahun ini aku ingin sekali menapak tiang langit yang terkenal dengan keindahannya didaerah lebih jauh lagi dari Pulau Jawa yaitu di Nusa Tenggara Barat yaitu Gunung Rinjani yang diambil dari nama Putri Anjani legenda disekitar daerah sana. Bukan untuk menghabiskan waktu atau berfoya-foya, tapi pengalaman itu tak bisa dibeli pakai uang kalau kita tak datang sendiri mencari pengalaman itu, kita gak cuma naik gunung atau jalan-jalan gak jelas tapi juga melihat budaya daerah lain, melihat tingkah laku masyarakat Indonesia dari daerah lain, bertemu sahabat baru, keluarga baru, atau bisa juga bertemu jodoh. Tapi yang paling penting adalah untuk melihat betapa megah dan indahnya ciptaan yang Maha Kuasa dan membuat kita semakin bersyukur serta bertambah imannya dengan melihat kondisi-kondisi masyarakat dari daerah lain ternyata lebih susah dibanding kondisi kita, itu seperti yang aku rasakan tahun kemarin saat melintasi Jakarta sampai ke Kota Malang.


Selain punya rencana menjelajah ke timur Indonesia, aku juga pengen banget nih ke daerah paling barat Indonesia yaitu Aceh, pengen foto-foto juga di Tugu 0 Kilometernya kayaknya lagi hits banget foto disitu. Kawan-kawan yang lain juga sudah banyak yang pernah kesana, malah ada yang touring naik Vespa daru Palembang kesana, waw hebat banget itu. Katanya sih Aceh serambi Mekkah alias daerah di Indonesia yang diberi kewenangan untuk menerapkan syariat Islam disana, nahh makanya pengen lihat juga bagaimana keadaan daerah disana, pengen lihat adat budayanya yang bahasanya agak susah dimengerti itu, pengen lihat sisa-sisa terjangan tsunami disana dan pokoknya banyak dehh yang pengen dikunjungi disana. Ada juga tempat penangkaran gajah dan orang utan di Taman Nasional Gunung Leuser, pokoknya pengen pakek banget, semoga saja rencananya dapat terwujud nanti yaa..